Pada abad 15-16, bangsa-bangsa Eropa mulai mengadakan kegiatan penjelajahan samudera.
Negara mana sajakah yang melakukan penjelajahan samudera ke wilayah Asia ? Mari kita bahas satu persatu.
Negara-negara yang Pernah Menjajah Indonesia
Selain kaya sumber daya alam, Nusantara juga memiliki letak yang strategis, yakni di persimpangan jalur pelayaran dan perdagangan pada masa lalu. Negeri kita menjadi tempat persinggahan para pedagang dari berbagai negara. Oleh karena itu, negara-negara Eropa ingin mengusai dan menjadikannya sebagai sumber pemasukan bagi negaranya. Bangsa eropa yang pernah menjajah Indonesia adalah Portugis, Spanyol,dan Belanda.
Masa Penjajahan Portugis
Portugis dengan dipimpin oleh Alfonso D’Albuquerque menguasai Malaka pada tahun 1511. Portugis menjadikan Malaka sebagai pusat kakuasaan dan kekuatan.
Selanjutnya, pada tahun 1512, Portugis mengirim beberapa kapal dagang ke Maluku. Kebetulan, pada saat itu, kerajaan Ternate dan kerajaan Ttidore di Maluku sedang bermusuhan. Untuk memenangkan perang, Raja Ternate meminta bantuan Portugis. Portugis mau membantu Ternate dengan syarat Portugis diperbolehkan menjalankan monopoli perdagangan rempah-rempah di Ternate. Akhirnya, walaupun menang melawan Tidore, kerajaan Ternate kehilangan kebebasan nenjual rempah-rempah ke pedagang lain yang lebih tinggi harganya.
Atas seruan Sultannya, rakyat Ternate bangkit melawan Portugis. Pada tahun 1565 Portugis menandatanani perjanjian damai dengan ternate, namun setelah itu peperangan kembali peca hingga menyebabkan Sultan Harun terbunuh pada tahun 1570. Namun perlawanan rakyat ternate tidak berhenti sampai disini, pada tahun 1575, rakyat Ternate berhasil merebut benteng portugis dan sekaligus berhasil mengusir Portugis dari Ternate.
Selain Maluku, Portugis juga pernah berusaha menguasai perdagangan rempah-rempah di Banten. Pada tahun 1532, Gubernur Portugis di Malaka,Alfonso D’ Albuquerque, mengutus Henrique untuk menemui Raja Saiman. Kedatangan Portugis tersebut di sambut dengan baik.
Pada waktu itu, Raja Saiman memerlukan dukungan untuk menghadapi kekuatan Demak. Portugis diizinkan membangun pangkalan dan kantor dagang di Pelabuhan Sunda Kelapa. Namun sebelum maksud Portugis tersebut tercapai, tentara Demak, di bawah pimpinan Fatahillah,dapat menguasai Banten, akhirnya Portugis dapat diusir Sunda Kelapa.
Kedatangan Portugis dimusuhi di hampir di semua Nusantara, karena sikapnya yang tamak, licik dan kasar. Portugis mengalihkan kegiatannya ke daerah Nusa Tenggara. dengan Timor Timur sebagai pangkala pusat. Setelah Belanda datang dan dan merebut Maluku tahun 1614, kedudukan Portugis semakin lama semakin terdesak.
Selain di Maluku, beberapa perlawanan yang timbul terhadap Portugis antara lain :
- Perlawanan Rakyat Minahasa terhadap Portugis
Perlawanan Rakyat Minahasa terhadap Portugis berlangsung dari tahun 1512-1560. Portugis membangun beberapa Benteng pertahanan di Minahasa diantaranya di Amurang dan Kema. Dengan gabungan perserikatan suku-suku di Minahasa maka mereka dapat mengusir Portugis
- Perlawanan Rakyat Malaka terhadap Portugis
Pada tahun 1511, armada Portugis yang dipimpin oleh Albuquerque menyerang Kerajaan Malaka. Perlawanan Malaka terhadap kolonial Portugis pada tahun 1513 mengalami kegagalan karena kekuatan dan persenjataan Portugis lebih kuat.
Pada tahun 1527, armada Demak di bawah pimpinan Fatahillah atau Falatehan dapat menguasai Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon. Armada Portugis dapat dihancurkan oleh Fatahillah dan ia kemudian mengganti nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta yang artinya kemenangan besar, yang kemudian menjadi Jakarta.
- Perlawanan rakyat Aceh terhadap Portugis
Antara tahun 1554 - 1555, Portugis berusaha menguasai Aceh. Namun upaya Portugis tersebut gagal karena Portugis mendapat perlawanan keras dari rakyat Aceh. Pada saat Sultan Iskandar Muda berkuasa, Kerajaan Aceh pernah menyerang Portugis di Malaka pada tahun 1615 dan 1629.
Massa Penjajahan Spanyol
Pada tanggal 8 November 1512, armada dagang Spanyol tiba di Maluku. Saat memasuki Pelabuhan Tidore, mereka diterima dengan sangat ramah oleh Raja Tidore. Raja Tidore mengharapkan Spanyol mau membantu mereka dalam peperangan melawan Ternate yang dibantu oleh Portugis. Pada tahun 1529, Ternate dengan dibantu Portugis, berhasil mengakahkan Tidore dan Spanyol. Sejak saat itu Spanyol tidak lagi leluasa berdagang di Maluku. Kapal Spanyol mulai berlayar kembali di perairan Maluku ketika kekuatan Portugis telah melemah, pada awal abad ke-17.
Masa Penjajahan VOC
Sejak tahun 1602 sedikit demi sedikit Belanda mengusai wilayah Nusantara. Strategi yang digunakan Belanda adalah dengan memanfaatkan perpecahan di antara kerajaan-kerajaan kecil yang telah menggantikan Majapahit. Belanda menguasai Indonesia selama kurang lebih 350 tahun, Saat menjajah Indonesia, Belanda mengembangkan Hindia-Belanda menjadi salah satu kekuasaan kolonial terkaya di dunia.
Pada abad ke-17 dan 18 bangsa kita tidak dikuasai secara langsung oleh pemerintah kerajaan Belanda, melainkan dikuasai oleh perusahaan dagang Belanda yang bernama Verenigde Oostindische Compagnie atau VOC (Perusahaan Hindia Timur Belanda). Olek kerajaan Belanda, VOC diberikan hak monopoli terhadap perdagangan dan aktivitas kolonial di wilayah Nusantara.
Tujuan utama VOC adalah mempertahankan monopolinya terhadap perdagangan rempah-rempah di Nusantara. Hal ini dilakukan dengan mengguanakan ancaman kekerasan terhadap penduduk di kepulauan-kepulauan penghasil rempah-rempah, dan terhadap orang-orang non-Belanda yang mencoba berdagang dengan para penduduk tersebut.
Sepak terjang VOC dimulai dengan kedatangan armada dagang Belanda yang pertama di bawah pimpinan Cornelis De Houtman. Cornelis de Houtman, mendarat kali pertama di Indonesia pada tahun 1596. Rombongan mendarat di Banten dengan alasan untuk berdagang, akan tetapi karena sikapnya yang kurang bersahabat, mereka diusir dari kerajaan Banten. Cornelis de Houtman beserta rombongan kemudian melanjutkan pelayarannya dengan menelusuri pantai utara Pulau Jawa hingga tiba di Pulau Bali. Setelah mempelajari jalur pelayaran laut dan membeli rempah-rempah, mereka kembali ke negara asalnya.
Pada tahun 1598, armada dagang Belanda mendarat di Banten untuk kali kedua dan dipimpin oleh Jacob Van Neck, dengan yang lebih banyak rombongan. Masing-masing kelompok membentuk kongsi dagang sehingga menimbulkan persaingan di antara sesama pedagang Belanda. Untuk mengatasi masalah tersebut, juga untuk mengatasi persaingan dagang dengan Inggris yang mendirikan persekutuan dagang Inggris di India dengan nama East India Company (EIC), maka Belanda mendirikan VOC tanggal 20 Maret 1602 Pieter Both diangkatlah Gubernur Jendralnya. Pada tahun 1610 VOC diakui Pemerintah Belanda sebagai wakil pemerintahan Belanda di Ambon.
Sebagai Pemerintah VOC diberi oktroi (hak-hak istimewa) sebagai berikut :
1. Dianggap sebagai wakil pemerintah Belanda di Asia
2. Monopoli perdagangan
3. Mencetak dang mengedarkan uang sendiri
4. Mengadakan perjanjian
5. Menaklukkan perang dengan negara lain
6. Menjalankan kekuasaan kehakiman
7. Pemungutan pajak
8. Memiliki angkatan perang sendiri
9. Mengadakan pemerintahan sendiri.
Cara-cara yang ditempuh pemerintah VOC dalam menjalankan roda pemerintahan antara lain :
- Melakukan pelayaran hongi
- Melakukan Ekstirpasi yaitu penebangan tanaman, milik rakyat
- Perjanjian dengan raja-raja setempat terutama yang kalah perang wajib menyerahkan hasil bumi yang dibutuhkan VOC dengan harga yang ditetapkan VOC.
Penyerahan hasil bumi tersebut disebut Verplichte Leverantien. Rakyat wajib menyerahkan hasil bumi sebagai pajak, yang disebut dengan istilah Contingenten
Pada tahun 1619 Pieter Both digantikan oleh Jan Pieterzoon Coen. Jan Pieterzoon Coen kemudian memindahkan pusat VOC dari Ambon ke Jayakarta (Batavia), karena letaknya dianggap lebih strategis, di tengah-tengah Nusantara, sehingga memudahkan pelayaran ke Belanda. Perpindahan kedudukan VOC dari Ambon ke Batavia juga ditujukan untuk merebut daerah dan memperkuat diri dalam persaingan dengan persekutuan dagang milik Inggris (EIC) yang sedang konflik dengan Wijayakrama (penguasa Jayakarta).
Dalam perkembangan selanjutnya, kegiatan VOC tidak sebatas berdagang, tetapi ikut campur, dan berusaha menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia. Penindasan VOC yang kejam sangat menyengsarakan rakyat Indonesia hingga menimbulkan perlawanan di beberapa daerah. Beberapa kebijakan VOC yang pernah diberlakukan di Indonesia antara lain :
Pada pertengahan abad ke 18 VOC mengalami kemunduranhingga akhirnya dibubarkan pada tanggal 31 Desember 1799. Beberapa penyebab kemunduran VOC adalah sebagai berikut :
- Banyak pegawai VOC yang korupsi
- Banyak pengeluaran untuk biaya peperangan contoh perang melawan Hasanuddin dari Gowa.
- Banyaknya gaji yang harus dibayar karena kekuasaan yang luas membutuh kan pegawai yang banyak
- Pembayaran Devident (keuntungan) bagi pemegang saham turut memberatkan setelah pemasukan VOC kekurangan
- Bertambahnya saingan dagang di Asia terutama Inggris dan Perancis. Perubahan politik di Belanda dengan berdirinya Republik Bataaf 1795 yang demokratis dan liberal menganjurkan perdagangan bebas
Dengan dibubarkannya VOC maka 1 januari 1800 M Pemerintah Nederland mengangkat Herman Willem Daendels ( 1800-1808 ) sebagai Gubernur Jenderal untuk memerintah daerah kononial Hindia Belanda .
Tugas utama Daendels adalah :
1. Mengisi kekosongan Kas Negara
2. Menjaga Pulau Jawa dari serangan atau ancaman Inggris
Untuk melaksanakan tugasnya Gubernur William Daendles melaksanakan kebijakan-kebijakan antara lain:
1. Bidang Pertahanan
- Membangun jalan raya dari Anyer sampai Panarukan kurang lebih 1.000 kilometer yang diselesaikan dalam waktu 1 tahun dengan kerja paksa/rodi di setiap 7 kilometer dibangun pos jaga.
- Membangun benteng di beberapa kota dan pusat pertahananya di Kalijati Bandung
2. Bidang Keuangan
- Mengeluarkan mata uang kertas
- Menjual tanah produktif milik rakyat kepada swasta sehingga muncul tanah swasta (partikelir) yang banyak dimiliki orang Cina, Arab, Belanda.
3. Bidang Pemerintahan
- Membagi Pulau Jawa menjadi 9 daerah yang masing-masing dikepalai seorang kepala daerah
- Memindahkan pusat pemerintahan dari Sunda Kelapa ke Welterreden (sekarang gedung Mahkamah Agung di Jakarta)
4. Bidang Sosial
- Membiarkan praktik perbudakan
- Mewajibkan rodi bagi rakyat pribummi
Di dalam menjalankan pemerintahan, Daendels bersikap sangat keras dan kejam. Akhirnya tahun 1811, Daendels dipanggil kembali ke negeri Belanda dan digantikan oleh Gubernur Jenderal Jansens.
Jansens sangat berbeda dengan Daendels, Gubernur Jenderal Jansens sangat lemah dan kurang cakap dalam melaksanakan tugasnya, sehingga ia terpaksa menyerah kepada Inggris dan harus menandatangani penjanjian Tuntang 1811. Sejak saat itu, Indonesia jatuh ke tangan Inggris.
Semua kekayaan dan utang VOC diambil alih oleh negara dan mulai saat itu pula, segala bentuk kekuasaan atas Indonesia berada langsung di bawah pemerintahan Belanda.
Pada saat yang sama, di negeri Belanda sedang terjadi konflik politik. Kekuasaan Raja Willem sebagai penguasa kerajaan Belanda digantikan oleh Republik Bataaf di bawah kendali Perancis. Kekuasaan Republik Bataaf di Belanda ternyata tidak berlangsung lam. Pada tahun 1806, terjadi perubahan politik di Eropa hingga Republik Bataaf dibubarkan dan berdirilah Kerajaan Belanda yang diperintah oleh Raja Louis Napoleon.
Source:
http://buihkata.blogspot.com/2012/10/sejarah-sistem-tanam-paksa.html#.UWpAyqJ7L6U